Selamat Hari Bapak

Teruntuk peluh  yang menetes saat terik
Teruntuk pundak yang pegalnya sengaja ia lupakan
Teruntuk sepasang alas kaki yang kian hari kian menipis
Teruntuk pening yang sering tak terobati
Teruntuk pahlawan luar biasa kuat memiliki itu semua disetiap waktunya
Terimakasih Bapak,
Terimakasih Bapak,
Terimakasih Bapak,
mungkin seribu kata terimakasih tak akan pernah bisa mengimbangi tulusmu menafkahi kami, anakmu
Maafkan anakmu pak, karena membalas peluhmu dengan amarah
Amarah yang tak penting. Hanya karena tak dituruti permintaannya
Maafkan anakmu pak, karena membalas pegalmu dengan rasa kesal
Kesal karena dirimu tak bisa memberikan uang jajan lebih
Maafkan anakmu pak, telah membalas peningmu dengan ketidakpedulian
Tak peduli apa yang kau rasakan, apa yang kau inginkan

Bapak... sekuat itukah dirimu?
Tetap bungkam tak berkeluh didepan anakmu, sungguh anakmu tak pernah melihat dirimu meringis kecuali saat nenek meninggalkan kami
Tetap tersenyum meski pening, pegal menyertai. Bahkan hardikan tak pernah keluar dari mulutmu saat amarahku tertuang kepadamu

Kini, anakmu hanya bisa berdoa dan melakukan yang terbaik untuk masa depannya
Berharap bisa membahagiakanmu dimasa depan, mampu menuruti apa yang kau inginkan
Semoga Allah memberikan umur panjang serta keberkahan disetiap detik hidupmu
Semoga Allah memberikan kesempatan padaku, untuk mempersembahkan jeripayah peluhku kepadamu, bapak

Meski ribuan kilometer terbentang antara kita,
Meski ratusan purnama kita tak kunjung bertatap
Meski puluhan kata rindu telah kutuliskan disetiap mengingatmu
aku, anakmu slalu berusaha menyayangimu
berusaha berbakti kepadamu

Dan semoga semua itu sampai kepadamu

Aamiin aamiin Allahumma aamiin


2 Rabi'ul Awal 1438 H

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Alhamdulillah... Finally I got it!

Review Film Cintapuccino

Inilah Sosok Ni'mah Tozahro