Yang Akanku Jaga, Lilin Harapan Masa Depan

Malam ini, aku melihat detik dan menit telah melalui angka kembar Ada yang menghujam di dada; yang pada akhirnya memintaku untuk bergegas mengamati lilin lilin harapan lebih dalam ditemani bulir yang sedari tadi terperanjat di kelopak mata dan memutuskan untuk megakhiri hidup dengan terjun bebas hingga bagian rahang bawah Bersama surat Al-Fajr menunggu kedatangan Sang Fajar merekah Dengan tekad aku harus memilah mereka; Ya! Lilin-lilin harapan! Sebagian milik masa depan; sebagian masih milik -Masa lalu-. Sebagian milik pribadi; sebagian masih milik -Bersama- Aku pilah sesuai prioritas, keuntungan dan paling utama kepastian Aku tak begitu suka dengan ketertinggalan yang melekat, sama seperti tak sukanya aku dengan kata “masih” Maka lilin “masih” milik -Masa lalu- dan lilin “masih” milik -Bersama- perlahan aku padamkan Aku kumpulkan sekuat tenaga segala yang menghujam di dada. Beruntung! Pemadaman akan lebih cepat dengan cara itu. Tak peduli ...